Berkelana
menjelajahi salah satu situs terpopuler sepanjang masa, youtube, muncullah
tiba-tiba beberapa pertanyaan dalam benak ini, kenapa sih Allah menciptakan
manusia? Saat ini dan esok hari, apa yang seharusnya kulakukan di bumi ini? Allah
Maha Tahu, berarti Ia telah Tahu akan jadi apa diri ini esok hari? Dan juga Allah
menciptakan surga dan neraka sebagai konsekuensi perbuatan manusia di dunia,
lantas apakah saat ini sudah ada di Lauhul Mahfuz ku akan berada dimana aku
kelak? Kalau memang begitu, apa bedanya manusia dengan robot? Toh, keduanya
sama-sama diciptakan untuk berbuat sesuai kehendak Sang Pencipta.
Wah
pertanyaan yang sangat Ekstrem menurutku. Pertanyaan yang disadari atau tidak
dapat melemahkan nilai Akidah yang ada pada diriku saat ini. Sontak saja ku
jelajahi berbagai situs untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut demi
memantapkan Akidah ku ini. Langkah terhenti ketika ku jelajahi situs youtube.
Terlihat jelas olehku di hadapanku saat itu sosok ustadz muda, berpenampilan
cukup menarik menurutku, berambut cepak, berkarakter keras, seorang mualaf yang
beralasan berkat Akalnya dan Hidayah-Nya lah ia memilih jalan lurus, sebuah
agama yang realitanya sedang terpojokkan di dunia saat ini, ia lah Ustadz Ir.
Felix Siauw. Saat itu kulihat ia sedang berdakwah berceramah kepada masyarakat
Muslim yang sedang berada di perantauan Amerika Serikat. Ya, sebuah negeri yang
terkenal sebagai negara Adidaya, negara yang ditakuti seluruh negara di dunia,
negara dengan penduduk Muslim minoritas.
Video
tersebut rata-rata berdurasi 1 jam lebih belasan menit. Topik hari pertama ia
membahas tema, The way to Belief.
Pada topik tersebut beberapa pertanyaanku mulai terjawab olehnya. Dalam
ceramahnya tersebut, beliau menceritakan bagaimana perjalanan hidupnya dari menjadi
seorang Katolik, Atheis, sampai akhirnya saat ini ia memilih Islam.
Pembawaannya dalam berdakwah tak membuat diriku ini merasa bosan mendengar
ceramah-ceramah online darinya. Jujur saja, 1 jam ku berada di kelas kuliah
sangat berbeda dengan 1 jam ku berada di depan video dakwahnya tersebut. Biasanya,
dalam jangka waktu 1 jam awal ketika ku berada di kelas kuliahku, seringkali ku
rasakan kantuk yang sangat mendalam, oleh karena pembawaan beberapa dosen yang
menurutku mendukung hal itu terjadi. Namun kali ini, ku rasakan hal yang sangat
berbeda ketika ustadz Felix membawakan sebuah materi untukku. Pemikirannya yang
rasional, pembawaannya yang antusias, dilengkapi info-info fakta yang ia sisipkan
dalam dakwahnya itu membuatku semakin bersemangat mendengar materi darinya, tak
ingin kulewatkan satu detik pun isi ceramah darinya.
The way to Belief,
sebuah materi yang sangat baik kukira untuk memantapkan kembali Akidah kita.
Dalam bagan materi yang dibawakannya itu ia memberi 3 pertanyaan, Darimana
manusia berasal, Apa tujuan hidupnya, dan Akan kemana setiap hidupnya. 3
pertanyaan yang menurutnya dapat menjawab topik pembicaraan saat itu. Banyak
teori yang menyatakan asal-usul manusia. Mulai dari teori Darwin yang sesat, Reinkarnasi
ruh, hingga kisah Nabi Adam. Beliaupun menyinggung secara singkat ketiga teori
tersebut demi menjawab pertanyaan pertama, dari mana manusia berasal. Sebuah
dasar logika yang cukup rasional menurutku bagaimana ia menyimpulkan bahwa
manusia itu berasal dari Sang Pencipta, Tuhan. Dalam perjalanan hidupnya itu ia
ceritakan bagaimana kondisinya saat-saat ia berpikir keras demi mendapat
jawaban akan pertanyaan tersebut. Bagaimana ia berpikir dan menganalisis tentang
ilmu Biologi, Reproduksi Manusia, dimana sebuah sperma laki-laki yang secara
mengejutkan dapat mengetahui letak sebuah ovum wanita. Ia juga berpikir
bagaimana orbital-orbital alam semesta yang dirancang sedemikian dahsyatnya
sehingga tak ada kejadian suatu planet/bintang dapat bertumbukan dengan
planet/bintang yang lainnya, padahal jumlah keduanya di alam semesta mencapai
triliyunan. Sungguh Maha Pencipta yang sangat baik Perhitungan-Nya.
Dalam
kisahnya, ia ceritakan tak lantas ia memeluk Islam saat itu. Ia percaya Tuhan,
namun ia masih belum percaya Tuhan itu adalah Allah. Makanya sejak SMP kelas 3
hingga kuliah, ia pun berada dalam kehidupan yang terombang-ambing. Ia mengakui
selama waktu itu ia secara sadar memilih, Katolik secara struktural (birokrasi
dan identitas) namun Non-Katolik secara fungsional (tak pernah pergi ke
gereja). Betapa seseorang dengan pemikiran yang langka menurutku. Ia memilih
tak beribadah kepada Tuhan hanya karena akalnya berkata, tak ada Tuhan yang
patut disembah saat itu. Katolik menurutnya sangat tidak masuk akal. Tuhan mereka
ada 3 karakter yang membentuk satu kesatuan, dan satu kesatuan itu tak dapat
dipisahkan satu sama lain. Ah, betapa teori yang sangat memusingkan,
menurutnya.
Hingga
akhirnya ketika ia kuliah, ia ditunjuki sebuah jalan oleh temannya untuk
mempelajari Islam. Awal mula ia mendengar Islam, dirasakannya alergi yang
sangat mendalam. Sempat terpikirkan olehnya, “Boleh agama lain, asal jangan
Islam.” Ah betapa paradigma sempit menurutku. Ia memilih tak ingin belajar
Islam hanya karena perlakuan Muslim yang sangat ia tak sukai. Akhirnya di
tengah-tengah kebimbangan ia pun berpikir, apa salahnya belajar arti hidup
menurut Islam. Ia pun diarahkan temannya menuju ustadz muda yang menurut
pengakunnya ia lah ustadz Fatih Karim. Pertemuan pertama ia pun merasakan daya
tarik yang luar biasa sehingga ia pun meminta ustadz tersebut melanjutkan
diskusinya keesokan harinya. Sang ustadz pun memintanya berdiskusi berdasarkan
Al-Kitab, sang ustadz dengan Al-Qurannya dan ia dengan Bibelnya. Namun ia
mengaku saat itu ia pun tak percaya dengan Bibel, akhirnya disepakati pertemuan
keduanya sebatas membahas Al-Quran. Singkat cerita, setelah ditunjukkan
beberapa ayat Al-Quran, ia pun percaya bahwa Al-Quran adalah kitab yang tak
mungkin dibuat oleh manusia.
Akhirnya
ia pun memilih Islam sebagai agamanya, Allah sebagai Tuhannya, dan Al-Quran
sebagai kitab/petunjuk hidupnya. Ia pun mulai mengkaji isi Al-Quran untuk
mengetahui tujuan manusia hidup di bumi. Ia dapati surat Adz-Dzariyat (51) ayat
56 bahwa jin dan manusia diciptakan untuk beribadah kepada Allah. Akhirnya
pertanyaan kedua pun dapat ia jawab, apa tujuan hidup manusia, yaitu untuk
beribadah kepada Allah. Lantas, bagaimana dengan pertanyaan ketiga, akan kemana
setelah hidup? Ia pun lantas berpedoman kepada Al-Quran mencari jawabannya. Innalillahi wa inna ilaihi roji’un.
Itulah ayat surat Al-Baqoroh yang ia bacakan dalam ceramahnya untuk menjawab
pertanyaan ketiga, akan kemana setelah hidup. Ya, kembali kepada Allah.
Ceramah
hari pertama dirinya kusimak dengan sangat baik dan seksama. Pertanyaan ku
sebelumnya pun mulai terjawab satu demi satu berkat hidayah-Nya yang ia berikan
melalui ceramah ustadz Ir. Felix Siauw. Lalu, bagaimana dengan pertanyaanku
yang lain. Allah Maha Tahu, berarti Ia telah Tahu akan jadi apa diri ini esok
hari? Dan juga Allah menciptakan surga dan neraka sebagai konsekuensi perbuatan
manusia di dunia, lantas apakah saat ini sudah ada di Lauhul Mahfuz ku akan
berada dimana aku kelak? Kalau memang begitu, apa bedanya manusia dengan robot?
Toh, keduanya sama-sama diciptakan untuk berbuat sesuai kehendak Sang Pencipta.
Itulah pertanyaan yang belum bisa terjawab hanya dengan menyimak ceramah hari
pertamanya itu.
Untuk
menjawab pertanyaan-pertanyaan ku tersebut, aku pun memutuskan untuk menyimak
lebih jauh perjalanan ceramahnya di Amerika Serikat. Ku buka link hari kedua
dan ketiga perjalanannya, dan Alhamdulillah semua pertanyaanku pun dapat terjawab.
Untuk bagaimana sinopsisnya insya Allah akan kutulis di blog ku selanjutnya.
Sebagai informasi, tema hari kedua yaitu Life
is a Choice, sedangkan hari ketiga bertemakan, Hidayah menjadi lebih mudah.
Kedua topik tersebut dapat kubilang saling berkesinambungan, tak dapat kujawab
pertanyaan-pertanyaanku hanya dari tema hari kedua saja. Insya Allah akan ku
sinopsiskan isinya di blog ku selanjutnya...
PS:
Saat ini jujur saja aku pun belum tamat menyimak semua ceramahnya di AS itu.
Baru 4 video yang dapat kusimak. Masih ada 4 video lagi yang belum sempat
kusimak. Insya Allah kalau memang ada kesempatan, akan ku buatkan semua sinopsis
ceramahnya, insya Allah...
Berikut link video yang kumaksudkan di atas:
#YukMenulis #BeInspiring #LaaHaulaWalaaQuwwataIllaaBillah
Tidak ada komentar:
Posting Komentar