Allah

Kamis, 02 Januari 2014

PESTA TAHUN BARU??? ADA YANG UNIK LOH... #NewYearParty




Hey guys, du yu know? Tema minggu ini, TAHUN BARU 2014 looohhh, oww yeaaahhhh wadahel it is *krikkrik*. Hahaha... Afwan ya sepertinya ane lagi ketularan salah satu ‘legenda’ (muda) komik Indonesia. Maklum euy akhir-akhir ini ane lagi ‘frustasi’ berat dengan TA ane, jadi ya untuk refreshing sejenak ane baca2 deh buku doi, sang “dombajantan” *sensor*, dan ga tau nya memang ketularan beneran ya? Astaghfirullah... *curcol dikit boleh dong,hehehe...

Anyway, berhubung malam kemarin Indonesia dan seluruh dunia sedang gempar2nya dengan salah satu pesta rakyat yang diadakan setiap tahunnya setiap tanggal 1 Januari, maka pada kesempatan kali ini insya Allah ane akan share pemikiran ane seputar pesta rakyat tersebut. Well, that’s right,  #NewYearParty. Sebelumnya ane tegaskan, isi tulisan ini pure merupakan hasil pemikiran ane (walaupun ada beberapa berasal dari literatur dan pengalaman), jadi silakan bagi yang tidak sependapat boleh di-share-kan juga bagian mana yang bertentangan dengan pemikiran antum. Kuntum khoiro ummatin ukhrijat linnas ta’muruna bil ma’ruf wa tanhawna anil munkar, yuk saling mengingatkan dan menasehati.

1 Januari, sepertinya sudah bisa kita sepakati bersama bahwa tanggal tersebut merupakan hal yang sudah sangat familiar di telinga seluruh umat manusia. Ya, 1 Januari bertepatan dengan pergantian tahun pada sistem penanggalan masehi, atau masyarakat lebih mengenal tanggal tersebut dengan sebutan Tahun Baru atau New Year. Ane sempat berpikir, okelah semua manusia tahu dan familiar dengan kata New Year tersebut, tapi apakah semuanya juga dapat menjelaskan apa dan bagaimana New Year tersebut terjadi? Sepertinya ane kurang yakin dengan hal yang satu ini. Baiklah, biar tulisan ini afdhol, sebelumnya akan ane jelaskan secara umum sistem penanggalan yang digunakan oleh mayoritas masyarakat Indonesia tersebut. Masehi dan Hijriyah (tak asing kan?). Ya, keduanya merupakan sistem penanggalan yang digunakan masyarakat Indonesia secara umum. 1 Januari yang merupakan awal pada penanggalan Masehi, sedangkan 1 Muharram ialah awal penanggalan Hijriyah.

Insya Allah, ane akan jelaskan sejarah singkat serta perbedaan penanggalan Masehi dan Hijriyah berdasarkan ilmu astronomi (perbintangan). Sedikit2 mengulang pelajaran SD tak apa lah ya. Masehi, dari bahasa arab Al-Masihi yang artinya “yang membasuh” atau “mengusap” atau “membelai”. Penanggalan masehi ini sudah mulai digunakan oleh Umat Kristiani awal (bangsa Romawi, sekitar 2800 tahun yang lalu). Menurut sejarah, pada awalnya penanggalan masehi ini disebut penanggalan romawi yang hanya terdapat 10 bulan atau 355 hari saja dalam 1 tahun. Barulah pada era Julius Caesar (raja Romawi), sistem 10 bulan (355 hari) tersebut dirombak menjadi sistem penanggalan masehi yang kita kenal sekarang, 12 bulan dengan 365-366 hari dalam satu tahun. Julius Caesar merombak penanggalan masehi berdasarkan  ilmu astronomi yaitu sistem peredaran bumi mengelilingi matahari (revolusi). Penetapan 1 M (dibaca: tahun 1 Masehi) didasarkan pada tahun kelahiran Nabi Isa as. Jadi, kalau boleh disimpulkan, tahun 2014 adalah setara dengan umur nabi Isa saat ini (menurut bangsa romawi/umat kristiani). Hijriyah, atau dalam bahasa arab at-taqwim al hijri, berbeda dengan penanggalan masehi. Penanggalan hijriyah digunakan oleh Umat Muslim secara umum untuk penentuan tanggal2 ibadah dan hari2 penting lainnya. Untuk jumlah bulan dan hari, penanggalan hijriyah memiliki 12 bulan dengan 354-355 hari dalam 1 tahun. Penamaan bulan pada kalender hijriyah pun berbeda dengan kalender masehi. Pada kalender masehi, nama bulan diambil dari nama dewa ataupun orang2 bangsa romawi pada masa itu (Januari-Desember), sedangkan penamaan bulan hijriyah didasarkan pada peristiwa2 yang pernah terjadi pada bulan tertentu (Muharam-Dzulhijah). Penanggalan hijriyah disusun berdasarkan peredaran bulan mengelilingi bumi (rotasi), dan penetapan 1 H (dibaca: tahun 1 Hijriyah) didasarkan pada tahun hijrah/berpindahnya Rasulullah SAW dari Mekkah ke Yastrib/Madinah. Well, poin penting dalam bahasan kali ini yaitu, “Penanggalan Masehi berbeda dengan Penanggalan Hijriyah, dan awal tahun pada kedua penanggalan tersebut pun jelas berbeda (kecuali pada tahun2 ketika 1 Januari bertepatan dengan 1 Muharam).” Kalau antum tertarik dengan ilmu penanggalan (ada ya? Mungkin masuk ke cabang ilmu kosmologi kali ya), silakan booking dan googling dari para ahlinya saja. Di sini ane cuma merangkum secara singkat apa yang sudah ane baca dan pahami.

Alasan ane shared perbedaan sistem kalender Masehi dan Hijriyah dalam tulisan ini, karena ane harap setiap kali kita ditanya, “Hey, can yu tell me why yu ‘re celebrating this day?”, jawaban kita tidak sebatas, “I’m jast Taqlid (following) wat everyone du”. Ya, ane harap seengganya kita bisa lah menjelaskan, ada apa sih di tahun ke-1 M/H dahulu, atau ada fenomena alam apa sih yang terjadi di hari itu. Ya, semoga dengan penjelasan singkat/tak lengkap di atas membuat para pembaca semakin penasaran, apa dan kenapa sih sistem penanggalannya seperti ini, itu, dan sebagainya. Ingat kawan, ilmu Allah itu Maha Luas, walaupun kita bukan dari jurusan astronomi dan sekutunya, gak salah loh kita belajar tentang sistem penanggalan ini. Allahu Akbar!!!

Perayaan Tahun Baru atau lebih dikenal #NewYearParty tak ayal sudah menjadi budaya di Indonesia. Ya, mungkin antum setuju apabila ane katakan, #NewYearParty identik dengan terompet, topi kerucut (selanjutnya ane sebut Sanbenito), dan kembang api. Btw, ane penasaran, sejak kapan ya budaya tersebut mulai masuk ke Indonesia? Kalau ada yang berkenan share, silakan ane tunggu link/literaturnya. Niat ane menulis dengan tema #NewYearParty ini yaitu ane mau menuangkan keprihatinan yang ane rasakan terkait budaya yang telah mengkontaminasi pola pikir dan pola tindak para kaula muda penerus ummat. Ya, hal yang sampai saat ini membuat ane ‘mengelus dada’ melihat budaya #NewYearParty tersebut yaitu, “Uang Ratusan Ribu hanya untuk ‘membakar’ rezeki-Nya saja kita mampu dan mau mengeluarkan, tapi kenapa ketika uang seribuan/puluhan ribu yang digunakan untuk ‘menggandakan’ rezeki-Nya malah berat untuk kita keluarkan.” A’udzubillahi min dzalik, yaa Robb...

Setelah kemarin (sebelum 1 Januari 2014) ane pantau beberapa socmed, banyak kok yang menuliskan artikel terkait #NewYearParty ini. Mulai dari asal mula penggunaan terompet lah, arti Sanbenito lah, sampai ajakan untuk tidak merayakan #NewYearParty. Pertama asal mula terompet tahun baru, kalau kita perhatikan, ada kan bentuk terompet melengkung yang menyerupai tanduk domba? Nah, menurut artikel yang ane baca kemarin, kurang lebih seperti ini: “Dahulu bangsa Yahudi menggunakan terompet untuk mengusir setan, dan sekarang mereka memaknai terompet ini dengan masa ketika Tuhan ‘menghancurkan’ dunia kelak. Mereka (Yahudi) memiliki perayaan tahun baru sendiri (lupa namanya, kalau artinya ‘Tahun Baru Taurat/Terompet’), dimana pada perayaan ini mereka semua berlomba2 meniupkan terompet layaknya perayaan #NewYearParty yang ada di Indonesia sekarang. Terompet tanduk domba, merupakan simbol terompet malaikat Isrofil. Dalam sebuah hadits riwayat Bukhari dan Muslim menyatakan Sangkakala itu bagaikan tanduk dari cahaya yang bulatannya sangatlah besar, seluas langit dan bumi.” Allahu a’lam... Artikel tentang Sanbenito juga gak kalah banyak loh, itu loh topi kerucut yang juga dipakai dalam perayaan #NewYearParty. Intinya, topi tersebut adalah simbol seorang muslim yang telah murtad pada peristiwa di Andalusia, Spanyol dahulu. Astaghfirullah...

Pertanyaannya sekarang, “Jadi gak boleh nih kita ikut2 perayaan yang seperti itu?” Kalau ane diperkenankan menjawab pertanyaan tersebut, jawaban ane yaitu TIDAK BOLEH. Memang benar ane bukan/belum menjadi ahli fiqh atau orang yang menentukan hukum syariat, tapi kenapa ane berkata TIDAK BOLEH, karena dasar jawaban ane tersebut yaitu hadits shahih yang sudah sangat sangat populer yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad (cmiiw).

“Barangsiapa menyerupai suatu kaum, maka ia termasuk ke dalam golongan mereka.” (HR. Ahmad)

Menyerupai suatu kaum, maka termasuk kaum tersebut. Sanbenito dan budaya terompet kan gak ada di dalam Islam, jadi kalau kita melakukan/merayakan keduanya, secara langsung kita sudah termasuk ke dalam kaum yang mempopulerkan keduanya dong (sebut saja Yahudi)? Sedangkan Allah SWT bukannya sudah mengingatkan kita melalui ayat-Nya, janganlah kau menjadikan Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpinmu (trendsetter kehidupan). Nanti di akhir tulisan ya insya Allah ane tulis versi ayat lengkapnya. Lanjutan ayat tersebut juga kan menegaskan, barangsiapa menjadikan mereka (Yahudi dan Nasrani) sebagai pemimpin, maka ia termasuk ke dalam golongan mereka (Yahudi dan Nasrani). A’udzubillahi mindzalik, yaa Robb... Kita mengaku Muslim, tapi kenapa masih sering ya ikut2 budaya non-Muslim? Astaghfirullah... Kita di sini termasuk ane juga loh. Yuk ah sama2 beristighfar, Astaghfirullah...

Kembali kepada #NewYearParty. Pertanyaan selanjutnya mungkin, “Lantas bagaimana dong sikap kita dalam menghadapi perayaan yang sudah hampir menjadi budaya masyarakat Indonesia tersebut?” Hah, budaya Indonesia? Wow, sudah separah itu ya penerimaan budaya asing (bangsa barat) yang masuk ke Indonesia? Well, apapun itu, selama kita mengaku Muslim, so jauhkanlah kebiasaan bangsa asing itu (maaf ane pake kata kebiasaan aja, budaya mah terlalu berat) minimal dari diri kita, keluarga kita, dan sahabat2 kita. Ya, that is kebiasaan non-muslim (not only #NewYearParty doang ya guys, ada kebiasaan2 bangsa barat lain yang secara sadar atau tidak sadar telah menjadi bagian hidup kita). Kita selaku Muslim sudah sepatutnya berani dengan lantang dan tegas meneriakkan TIDAK UNTUK #NewYearParty. Eits, jangan salah kaprah, maksud ane bukan cuma teriak2 doang loh ya, tapi kita juga harus mau Do and Act it to our life. Kenapa ane terlalu bersemangat dalam penulisan TIDAK UNTUK #NewYearParty? Ya, karena ane mikir, kenapa sih mayoritas Muslim masih saja mau merayakan hari2 di luar hari raya yang disabdakan Rasulullah, Idul Fitri dan Idul Adha. Padahal dahulu kan Rasulullah SAW menegur dengan keras para sahabat yang merayakan hari di luar hari raya Islam tersebut. Makanya ane mikir, jelas2 #NewYearParty adalah untuk menyambut tahun baru MASEHI, tahunnya umat tetangga, Kristen, tapi kenapa kok Muslim juga malah ikut2 perayaan mereka. Justru, ketika datang tahun baru HIJRIYAH, mereka, majority muslims, malah tak mengenal dan tak tahu apa yang harus mereka lakukan.

Well, actually every day is exactly the same, so sudah sepatutnya di setiap hembusan nafas kita ini kita isi dengan dzikrullah (mengingat Allah) karena sesungguhnya hanya dengan mengingat Allah-lah hati menjadi tenteram. Dan untuk masalah perayaan2 yang boleh kita (Muslim) lakukan, tak usah diambil pusing lah karena Rasul SAW kan sudah menerangkan kita tentang 2 hari raya Islam, Idul Fitri dan Idul Adha, jadi ane kira sudah sangat jelas mungkin bagaimana sikap kita terkait perayaan2 hari. Ane berharap semoga tulisan ini dapat membuka kembali pola pikir kita agar sesuai dengan pola pikir Rasulullah SAW, para sahabat, tabi’in, tabi’ut tabi’in, dan para ulama setelahnya, bahwasanya kita hidup di dunia ini hanyalah sementara. Allah menciptakan manusia ke muka bumi tidak lain dengan dua tujuan, yang kemudian akan menjadi Tujuan Hidup seluruh manusia yaitu, Ibadah (QS 51:56) dan Khalifah (QS 2:30). Semoga janji Allah akan kemenangan umat Muslim di muka bumi dapat terealisasikan dengan cepat sehingga insya Allah kita masih mendapat kesempatan menjadi pejuang syahid yang berada di garis terdepan dalam menegakkan panji Islam di muka bumi Allah ini. Aamiin...

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu menjadikan orang Yahudi dan Nasrani sebagai pemimpin-pemimpin(mu), sebagian dari mereka adalah pemimpin dari sebagian yang lain. Barangsiapa di antara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya kamu telah masuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang dzalim.” (QS Al-Maidah 5:51)



#YukMenulis #BeInspiring #LaaHaulaWalaaQuwwataIllaaBillah

Tidak ada komentar:

Posting Komentar